INFORMASI - BERITA & KEGIATAN

Listrik Dari Energi Terbarukan ( EBT )

Di upload pada: 10-09-2012 04:21 wib


Jakarta - Setelah harga listrik dari panas bumi (geothermal) dinaikkan dari US$ 9,7 sen/Kwh menjadi US$ 10-US$ 18,5/Kwh, pemerintah akan menaikkan harga beli listrik dari energi baru terbarukan (EBT) hingga Rp 3.135/Kwh. Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini mengatakan, untuk meningkatkan bauran energi terutama mengurangi penggunaan bahan bakar fosil seperti BBM. Pemerintah akan merayu swasta untuk membangun pembangkit listrik dari EBT dengan jaminan pembelian hingga Rp 3.135 per Kwh. "Kepastian harga dan jaminan kewajiban PLN untuk memberli listrik dari pembangkit EBT tersebut untuk meningkatkan porsi bauran energi EBT dan mengurangi penggunaan energi fosil yang saat ini mencapai 94%, sementara EBT hanya 5,7%," kata Rudi ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (5/9/2012). "Seperti listrik dari biomassa dan mikro hydro yang awalnya Rp 656 per Kwh akan dinaikkan menjadi Rp 975 sampai Rp 1.050 per Kwh," ungkap Rudi. Tidak hanya itu, pemerintah juga akan membeli listrik lebih mahal dari pembangkit listrik yang menggunakan sampah kota dari sebelumnya Rp 565 per Kwh menjadi Rp 1.450-Rp 1.798 per Kwh. Untuk harga pembangkit Angin harganya ditetapkan dari Rp 1.250-Rp 1.810 per Kwh. "Bahkan yang lebih menarik lagi bagi investor bahkan Bakrie sudah ingin masuk, yakni untuk harga listrik dari pembangkit surya atau sinar matahari (PLTS), ini baru, harganya langsung ditetapkan Rp 1.880 sampai Rp 3.135 per Kwh, pemerintah berani beli mahal karena teknologi PLTS ini masih mahal dan membutuhkan lahan yang sangat luas, semakin keberadaanya di daerah remote maka harga belinya makin tinggi," jelas Rudi. Jika ini berjalan baik dan investor juga makin semangat, ujar Rudi, maka pada 2025 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2006, ditargetkan bauran energi untuk minyak hanya 20%, gas 30%, dan batubara 33%. Sedangkan EBT diharapkan meningkat menjadi 17%. "Untuk meningkatkan dari 5,7% ke 17% pada 2025 bukanlah barang yang gampang, tahun depan saja targetnya naik 1% jadi 6,7%, itupun sulitnya sekali," ucapnya. Ditambahkan Rudi, dalam aturannya, PLN wajib membeli listrik dari pembangkit EBT, walaupun harganya lebih mahal dari minyak atau batubara. "Kalaupun PLN mengaku rugi, berapa sih ruginya, paling tidak sampai Rp 500 miliar setahun, tapi kan dampaknya bisa mengurangi subsidi dari Rp 90 triliun kalau turun 1% saja sudah RP 1 triliun, kecil itu," cetusnya. Sumber :http://finance.detik.com/read/2012/09/05/134924/2008671/1034/pemerintah-berani-bayar-mahal-listrik-dari-sampah-dan-angin?f771108bcj
 
Silahkan hubungi kami via YM:


ASIAN LARGEST TRADE SHOW

CABLE & WIRE INDONESIA

 


bagi situs ini ke: